Gedung ini dulunya merupakan kantor Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) atau disebut juga Gedung Dagang Belanda. NHM atau Factorji Batavia merupakan badan operasi sistem tanam paksa yang merupakan reinkarnasi dari VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur.
Bangunan empat lantai ini menempati lahan seluas 10.039 meter per segi dengan total luas bangunan mencapai 21.509 meter per segi. Bekas kantor NHM ini mulai dibangun pada tahun 1929 oleh Biro Konstruksi NV Nedam. Pembangunannya selesai pada tahun 1933 dan diresmikan oleh CJ Karel van Aalst, presiden ke-10 NHM.
Gedung ini dirancang oleh tiga arsitek Belanda yaitu J de Bryun, AP Smiths, dan C Van de Linde dengan gaya art deco yang masih dipengaruhi gaya klasik.
Pola tata ruang dari gedung ini mengikuti pola street and square pada kota-kota lama di Eropa, di mana gedung-gedung dibangun berkelompok menyerupai pulau yang dikelilingi oleh jalan.
Memasuki gedung ini Anda akan dibawa ke zaman kolonial terutama ketika menginjakan kaki di lobi utama. Papan petunjuk dalam bahasa Belanda terpampang jelas di lobi yang merupakan tempat transaksi keuangan. Selain itu beragam alat operasional, alat transaksi, produk perbankan, contoh uang serta dokumen pembukuan juga terpajang di sini.
Menapaki lantai satu dari gedung ini Anda bisa melihat peti uang dan brankas dari Escomptonbank Bandung. Di lantai dua Anda bisa melihat foto-foto proses pembangunan gedung ini. Sementara itu di lantai tiga Anda dapat merasakan sensasi berada dan duduk di ruangan presiden direktur NHM era tahun 1930-an.
Pada tahun 1960 pemerintah Indonesia menasionalisasi NHM, lalu bekas kantor NHM ini berubah menjadi salah satu kantor pusat Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN) Urusan Ekspor Impor. Tahun 1965 gedung ini beralih menjadi kantor Pusat Bank Negara Indonesia (BNI) Unit II. Lalu bersamaan dengan lahirnya Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) pada tahun 968, gedung ini pun menjadi kantor pusat Bank Exim.
Saat Bank Exim merger dengan tiga bank pemerintah yang lain, lalu menjadi Bank Mandiri pada tahun 1999, gedung itu menjadi salah satu aset Bank Mandiri. Sekarang bekas kantor pusat operasi sistem tanam paksa di zaman Belanda itu menjadi museum.
Museum ini buka pada hari Selasa sampai Minggu dari pukul 09.00 sampai pukul 16.00 dan tutup pada hari Senin dan libur nasional.
Silahkan tinggalkan komentar anda di sini